Banda Aceh – Pujatvaceh.com – Aceh diibaratkan orang kaya yang sedang sakit malah pernah koma selama dua tahun, tapi pusat hanya mengirimkan dokter dengan kompetensi biasa saja untuk merawat Aceh. Meski sempat bersin dan siuman, Aceh orang kaya belum sembuh total dari penyakit yang dideritanya.
Tamsilan ini disampaikan oleh Profesor Ahmad Humam Hamid dalam Fokus Group Discussion (FGD) bersama Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Aceh yang diikuti oleh Forum Pemred (FP) Aceh, hadir juga sebagai narasumber lainnya dua akademisi yaitu Prof. Mukhlis Yunus, dan Prof. Husni Jalil, dalam bincang, “Mencari Sosok Pemimpin Aceh Yang Energik, Cerdas, Dan Mengerti Akar Persoalan” di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Rabu 22 Mei 2024 lalu.
Tamsilan yang disampaikan Ahmad Humam Hamid ini menjadi satu renungan bagi Aceh untuk terus membenahi diri, dan menjaga hubungan baik dengan pemerintah pusat melalui kepala daerah yang berkarakter Aceh tapi mengerti juga keinginan pusat, mengapa harus demikian? Jawabannya karena Aceh telah berikrar berada dalam negara kesatuan Republik Indonesia.
“Aceh ini kita ibaratkan sebagai orang kaya, orang kaya yang menjadi pasien reguler rumah sakit kadang rawat inap, kadang rawat, jalan kadang ICU. Dalam 2 tahun terakhir pernah koma juga, kemudian sembuh tapi koma lagi sehingga keluar masuk rawat inap. Akhirnya setelah 2 tahun, pemilik rumah sakit mengganti dokternya, dokternya biasa aja tidak ada spesialis tapi dia disitu terus” tutur Prof. Dr. Ahmad Humam Hamid, Akademisi USK.
Selain itu dalam diskusi yang cukup penting ini demi mencari pemimpin Aceh yang berkompetensi, juga dibuka lembaran sejarah dulu bahwa Aceh pernah punya gubernur hebat seperti Muzakir Walad dan Ibrahim Hasan yang mampu mengambil hati pemerintah pusat sehingga banyak program pembangunan yang bisa dibawa pulang ke Aceh untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.