Aceh Besar – Pujatvaceh.com –World Cerebral Palsy Day yang di peringati di seluruh dunia pada tanggal 6 Oktober setiap tahun menjadi momentum tersendiri bagi para orang tua yang memiliki anak berkebutuhan khusus tersebut.

Tahun ini Yayasan Sahabat Difabel Aceh (YaSDA) memperingati hari Cerebral Palsy (CP) secara sederhana di kawasan Meunasah Papeun, Kecamatan Krueng Baroena Jaya, Aceh Besar yang merupakan tempat anak-anak yang mengalami CP melakukan terapi setiap harinya.

Cerebral Palsy merupakan penyakit gangguan yang memengaruhi gerakan dan koordinasi, penyebab paling umum terjadinya CP adalah terjadinya cacat motorik di masa kanak-kanak.

Ketua Yayasan Sahabat Difabel Aceh, Nuraida mengatakan, semoga keberadaan anak-anak hebat ini dapat di terima di masyarakat dan ada sarana publik yang dapat di akses oleh mereka.

“Pada peringatan hari Cerebral Palsy dengan tema jutaan alasan, kami mengharapkan dari acara ini agar semakin banyak orang yang ingin bergabung dengan gerakan ini, supaya fasilitas anak difabel dapat terpenuhi, seperti akses jalan khusus bagi pengidap anak difable,” jelas Nuraida.

Sementara itu Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Difabel Dinas Sosial Aceh saat menghadiri World PC Day di YaSDA mengatakan, selama ini banyak hal dan bantuan untuk para difabel yang telah di salurkan oleh Dinsos Aceh, khusunya untuk anak-anak penyandang Cerebral Palsy dan difabel lainnya. Seperti pemberian alat bantu dan bantuan pelatihan keterampilan khusus difabel fisik.

Orang tua yang anaknya menderita Cerebral Palsy yang hadir pada kegiatan tersebut juga mengatakan, selama bergabung di YaSDA banyak manfaat dan kemajuan yang terlihat pada anaknya.

“Dalam tahun 2021 ini kita telah memberikan akses alat bantu seperti kursi roda, tongkat dan lain sebagainya, dan kami juga telah memberikan akses penuh untuk sekolah anak difabel,” jelas M.Nasir, St.Mm, Kasie Rehabilitasi Sosial Penyandang Difabel Dinsos Aceh.

“Awal mula anak saya terkena difabel karena badannya panas dan demam, saya bawa ke rumah sakit untuk di cek namun tidak terdeteksi penyakit dalam. Setelah saya bawa ke Yayasan difable perlahan lahan bisa mandiri namun belum bisa berjalan,” jelas Ratna Dewi, orang tua anak difabel.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini