ACEH BESAR – PUJATVACEH.COM – Lima tahun sudah warga Gampong Siron Blang, Kecamatan Kuta Cot Glie, Kabupaten Aceh Besar, mengarungi sungai dengan rakit bambu. Tak hanya berjuang dengan derasnya air sungai, hewan buas dari sungai pun mengintai pergerakan mereka.

Menyeberang sungai dengan rakit yang terbuat dari bambu merupakan hal biasa bagi mereka. Agar dapat berkunjung ke desa tetangga, tak terkecuali para murid SD Negeri Siron yang letaknya bersebelahan dengan desa mereka.

Setiap paginya, murid-murid SD tersebut pulang dan pergi sekolah dengan mengarungi derasnya aliran sungai yang membelah dua desa tersebut.

Foto: Potret para murid menaiki rakit untuk pergi ke sekolah

Murid-murid ini terpaksa menyeberangi sungai untuk menuntut ilmu. Tak jarang, saat musim penghujan tiba. Anak-anak SD ini tak bisa bersekolah karena tingginya debit air sungai.

 

Cipratan air dan berangkat sekolah dengan memakai sandal sebagai alas kaki merupakan hal biasa bagi mereka. Bahkan untuk menghilangkan gerah, mereka pun mandi bersama disungai itu.

Menurut penuturan salah seorang murid SD Desa Siron saat dijumpai PUJATV, rabu (17/2/21), jatuh kesungai dan sepatu kebasahan adalah hal lumrah dan biasa bagi mereka.

“Jatuh kesungai udah biasa, sepatu basah juga,”ujar Riska Amelia, murid SD Desa Siron,Kecamatan Kuta Cot Glie Aceh Besar.

Namun, harapan untuk bersekolah dengan aman dan nyaman merupakan mimpi para murid sekolah dasar di pedalaman Aceh Besar tersebut.

Berjarak sekitar 60 kilometer dari pusat ibu kota Provinsi Aceh, Gampong Siron Blang, Kuta Cot Glie, Aceh Besar terlewatkan dalam hal pembangunan infrastruktur oleh Pemerintah Aceh.

Sebelumnya di desa ini sudah ada jembatan gantung, namun akibat di terjang banjir. Jembatan gantung sebagai akses penghubung satu-satunya di desa ini kini telah putus sejak 5 tahun lalu. Hingga kini, perbaikan jembatan belum ada tanda-tanda realisasi.

Mustafa, salah seorang warga gampong siron blang mengatakan, dirinya tergerak hatinya untuk membuat rakit bambu saat pertama kalo jembatan tersebut putus.

“Saya tergerak hati untuk membuat rakit bambu, saat jembatan ini pertama kali putus,”kata Mustafa, warga Gampong Siron Blang.

75 tahun sudah Indonesia merdeka, namun potret buram pembangunan infrastruktur belum juga terselesaikan hingga kini.

Lalu, bagaimana genera bangsa bisa cerdas, jika untuk sekolah saja harus berjuang sedemikian rupa.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini