ACEH TIMUR – PUJATVACEH.COMPara siswa SMA yang berasal dari Desa Sah Raja, Kecamatan Pante Bidari, Kabupaten Aceh Timur, harus menempuh perjalanan yang sangat ektrem menggunakan sepeda motor yang penuh resiko, menuju ke sekolahnya di Desa Sijudo, Kecamatan Langkahan, Aceh Utara.

 

Mereka kerap terpaksa harus memutar balik sepeda motornya, jika tiba-tiba hujan yang mengakibatkan air sungai meluap ke jalan, karena tak bisa dilewati. Bahkan siswa disini sudah terbiasa memperbaiki sendiri sepeda motornya ketika tiba-tiba mogok diperjalanan.

 

Enam bulan lalu, mereka tidak harus melewati jalan ekstrim yang mencapai 9,5 kilo meter ini, karena masih ada ponton (jembatan apung). Namun saat ini ponton tersebut sudah hanyut dibawa banjir bandang.

 

“Motor kami tidak bisa lewat karena banjir, padahal kami ingin ke sekolah, semoga pemerintah dapat membangun jalan sehingga kami bisa kesekolah lagi” ungkap Junaidi salah satu siswa dari Desa Sah Raja.

 

Rajudin, Kepala Desa Sah Raja mengatakan, kami berharap agar pemerintah memperbaiki jalan yang ada di desa kami.

 

“Harapan saya kepada pemerintah, baik bupati, gubernur maupun presiden, tolong perhatikan kami di pelosok yang sangat terjauh ini, karena jalan kami sudah seperti kubangangan kerbau” harapnya.

 

Hal serupa juga dirasakan oleh Zulkkarnai, sopir yang sekaligus pembeli bahan pertanian di desa ini, harga barang harus dibeli sangat murah karena jalan yang ditempuh sangat jauh dan terjal.

 

“Jalan sangat hancur di desa ini, saya pengumpul pinang, pisang, dan segala macam hasil pertanian, harga pinang saat ini Rp. 6000 itu menurut kondisi jalan” paparnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini