Aceh Utara – Pujatvaceh.com – Jembatan darurat di Desa Leubok Tuwe, Kecamatan Meurah Mulia, Kabupaten Aceh Utara, ambruk terseret arus sungai sejak jumat malam. Padahal jembatan ini baru selesai dibangun sekitar dua pekan lalu. Dampaknya puluhan desa terisolasi.

Jembatan ini menjadi akses utama bagi warga menuju ke pusat kecamatan dan kabupaten Aceh Utara.  Selain itu jembatan ini menjadi penghubung antar desa di empat kecamatan. Saat ini warga terpaksa harus menggunakan akses lain yang lebih jauh, untuk menuju ke pusat kecamatan dan kabupaten Aceh Utara.

Pembangunan jembatan itu satu rangkaian dengan rehabilitasi bendungan Krueng Pase seluas 8.922 hektare di Kecamatan Meurah Mulia, kabupaten setempat, dengan nilai kontrak sebesar Rp 56 Miliar.

Sebelumnya pengerjaan proyek ini telah dikerjakan sejak bulan November 2021, namun hingga saat ini pengerjaan baru dikerjakan sekitar 10 persen dari target pebangunan, dan target akhir pengerjaan pada Desember tahun 2022.

Mukim Baro Meurah Mulia, T Muhammad, mengatakan, selain akses warga terganggu, pengerjaan proyek bendungan dan jembatan yang terkesan lambat ini juga berdampak pada irigasi dan pertanian warga di sembilan kecamatan. Sehingga masyarakat petani tidak dapat melakukan musim tanam karena lahan seluas 8000 hektar lebih, tidak dapat dialiri air irigasi.

T Muhammad menambahkan, saat pembangunan, warga setempat telah mewaspadai jembatan ini akan roboh karena material pembangunan serta pengerjaan yang terkesan asal jadi. Sejak roboh hingga saat ini, pihak rekanan belum melakukan perbaikan ulang terhadap akses warga untuk melintasi krung pase ini.

“Malam saat hujan dan ketika besoknya saya datang ke lokasi ini jembatan ini sudah tidak ada lagi, kemarin saya datang lagi dan kelihatannya sudah habis semuanya. Menurut saya lihat ini lambat pengerjaannya, dari bulan 11 tahun 2021 sampai dengan hari ini sudah 6 bulan lebih” Ujar T Muhammad, Mukim Baro Meurah Mulia.

Sebelumnya pengerjaan jembatan darurat dan rehabilitasi bendungan krung pase ini dikerjakan oleh PT Rudi Jaya dari Jawa Timur, dengan pagu anggaran senilai 86 Miliar lebih. Namun hingga saat ini pihak rekanan belum melakukan peninjauan ke lokasi untuk meninjau kerusakan tersebut.

 

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini