Banda aceh – Pujatvaceh.com – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Aceh terus berupaya dan berkomitmen terhadap penurunan angka stunting di Aceh. Berbagai program strategis pun dilakukan dengan berkolaborasi bersama pemerintah untuk penanganan stunting. Pada pelaksanaan kegiatan desiminasi hasil audit angka stunting di Aceh menghadirkan seluruh perwakilan kabupaten/kota di Aceh.

Sejak tanggal 30 Agustus 2022 lalu, Pemerintah Aceh juga telah meluncurkan program Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh (GISA) di seluruh kabupaten/kota di Aceh, serta pemberian tablet tambah darah dan vitamin untuk menghindari kasus stunting sejak dini, ujar Asisten I Pemerintah Aceh, M. Jafar.

“Khusus dalam beberapa bulan terakhir pemerintah Aceh memiliki program GISA yaitu Gerakan Imunisasi dan Stunting Aceh, yakni berupa program pemberian tablet tambah darah kepada siswi,” ujar M. Jafar.

Selain itu, BKKBN juga telah melakukan pemetaan penyebaran angka stunting di Aceh, dengan harapan agar semua kabupaten/kota dapat mengkonfergensi angka stunting sekaligus mempermudah BKKBN mengambil langkah dalam percepatan penanganan penurunan stunting.

Kepala BKKBN Provinsi Aceh, drs. Sahidal Kastri juga mengatakan, program GISA yang diluncurkan oleh pemerintah juga sudah sesuai sasaran serta sudah sesuai harapan.

“Pelaksanaan program GISA itu memang berjalan tepat sesuai harapan, oleh karena itu tentu kita sangat bersyukur karena pemerintah Aceh juga sudah mengeluarkan surat bahwa dana gampong itu bisa digunakan khusus untuk percepatan penurunan stunting,” kata drs. Sahidal Kastri.

Saat ini Pemerintah Aceh juga sudah membentuk Tim Pendampingan Keluar (TPK) sebanyak 7.470 tim yang tersebar di 23 kabupaten/kota di Aceh yang merupakan ujung tombak percepatan penanganan angka stunting di Aceh.

Kota Subulussalam yang merupakan kabupaten tertinggi kedua sebanyak 41,8% angka stunting setelah Kabupaten Gayo Lues.

Setelah adanya pembentukan tim TPK di tiap-tiap kecamatan, angka stunting di kabupaten tersebut sudah terlihat mengalami penurunan angka stunting, ungkap Yusmaniar selaku Kepala Dinas P3AKB Kota Subulussalam.

Dengan terbentuknya tim TPK di setiap kabupaten/kota di Aceh, diharapkan penurunan angka stunting dari hulu ke hilir dapat segera tertangani terutama pada tindakan pencegahan, mulai dari inkubasi hingga pencegahan lain dari faktor terjadinya stunting.

“Banyak yang sudah kami lakukan untuk melakukan penurunan angka stunting, pertama kami di tiap desa ada TPK dan waktu kami mencatat memang ada penurunan angka stunting,” tutur Yusmaniar.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini