Lhokseumawe – Pujatvaceh.com – Akibat cuaca buruk yang melanda Lhokseumawe dan sekitarnya sejak sepekan terakhir membuat nelayan tradisional di Desa Hagu Selatan, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe memilih tidak melaut. Selain mengancam keselamatan, melaut saat cuaca buruk juga tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Saat ini nelayan hanya bisa menyandarkan perahu mereka ke tempat yang lebih aman sambil memperbaiki peralatan melaut seperti jaring yang telah rusak. Namun masih ada sejumlah nelayan dengan kapasitas kapal yang lebih besar nekat untuk melaut akibat desakan ekonomi.

Muhammad Yusuf, salah seorang nelayan mengaku bahwa kondisi seperti ini terjadi hampir setiap tahun, biasanya kondisi cuaca akan kembali normal dan aman bagi nelayan untuk melaut pada bulan Februari.

Ia menambahkan, melaut merupakan satu-satunya sumber pendapatan mereka, jika kondisi cuaca buruk seperti ini maka mereka dituntut untuk mencari alternatif mata pencaharian lainnya agar tetap mendapatkan penghasilan. Selain itu, cuaca buruk juga menyebabkan harga ikan di pasar tradisional juga akan melambung tinggi.

“Ombak seperti ini terjadi di setiap tahunnya, kemungkinan bulan 2 ombak baru normal dan kami bisa melaut lagi. Kami yang tinggal di pesisir pantai harus ekstra hati-hati,” ucap Yusuf.

Informasi dari BMKG Aceh Utara, ketinggian gelombang laut di Perairan Selat Malaka bagian Utara mencapai 2 meter dengan kecepatan angin berkisar dari 28 hingga 37 kilo meter /jam. Selain nelayan, BMKG juga mengimbau agar masyarakat yang tinggal di pesisir pantai untuk tetap waspada terhadap gelombang tinggi.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini