
ACEH SINGKIL – PUJATVACEH.COM – Pasangan lansia di Kabupaten Aceh Singkil bertahun-tahun hidup menumpang di lahan orang lain. Untuk dapat bertahan hidup mereka menanam dan menjual air tebu di lahan pinjaman itu. Namun sayang, nasib tak semanis air tebu yang mereka jual, sering kali dagangannya itu tidak laku meski hanya 1 gelas saja.
Menikmati hari tua dengan tenang bersama keluarga dan mengisi waktu dengan bermain bersama cucu, tentunya menjadi keinginan hampir semua orang. Namun hal ini bertolak belakang dengan apa yang dirasakan pasangan lansia di Kabupaten Aceh Singkil.
Sudah bertahun-tahun Jainudin dan istrinya jubaidah hidup menumpang-numpang, mereka pernah menumpang di Aceh Barat dan sudah 2 tahun ini menumpang desa Lae Butar, kecamatan Gunung Meriah, kabupaten Aceh Singkil.
Di lahan itu, mereka membangun rumah kecil dan menanam tebu, tebu yang ditanam itu nantinya akan dijadikan air tebu dan dijual. Namun jerih payah itu tak semanis tebu yang mereka tanam, sering kali air tebu yang mereka jual tak laku, walau hanya 1 gelas saja. Sehingga tidak ada uang yang mereka hasilkan.
Jainudin juga merasa khawatir dan tak tau harus pergi kemana jika suatu saat nanti lahan yang sudah 2 tahun di pinjamnya itu di minta kembali oleh pemiliknya.
“Saya khawatir jika suatu hari nanti lahan yang kami pinjam ini diminta balek sama pemiliknya, kami tidak tau mau tinggal dimana lagi” kata Jainudin, lansia yang di hari tuanya masih hidup terlunta.
Hal yang sama juga di khawatirkan istri jainudin, jubaidah, seiring usia mereka yang semakin renta, tenaga merekapun semakin lemah. Sehingga kedepannya mereka semakin tidak tau harus berbuat apa dan saat ini jubaidah hanya bisa berharap uluran tangan dari pemerintah.
“saat ini kami hanya berharap uluran tangan dari pemerintah” ujarnya.
Untuk diketahui, jainudin dan istrinya memiliki 4 orang anak 3 orang anaknya berada di luar daerah dan kondisinya juga tidak memungkinkan untuk dapat membantu banyak. Saat ini di rumah kecil itu, jainudin dan istrinya tinggal bersama 1 orang anak dan 1 orang cucu, karena kondisi rumah yang sempit itu tak jarang jainudin terpaksa tidur di kebun tebu dengan membuat tempat tidur sederhana dan kelambu.