LHOKSEUMAWE – PUJATVACEH.COM – Perbedaan pendapat dalam memperjuangkan kepentingan Aceh di forum internasional, antara kelompok Aceh Sumatera National Liberation Front (ASNLF) dan Yusra Habib Abdul Gani yang telah menabalkan dirinya selaku perdana menteri Nanggroe Aceh Darussalam di pengasingan terjadi di media sosial.
Yusra Habib Abdul Gani meminta agar ASNLF yang selama ini kerap melakukan aksi di daratan Eropa dan dalam forum resmi Organisasi UNPO dibawah PBB diminta untuk bergabung dibawah Pemerintahan Nanggroe Aceh Darussalam.
Sementara itu, juru bicara ASNLF Nasir Usman mengaku tidak tahu menahu dengan gerakan yang dilakukan oleh Yusra Habib, sehingga permintaan tersebut sama sekali tidak ditanggapi oleh kelompok ASNLF.
Perbedaan menjurus friksi ini, terlihat di beberapa postingan di media sosial yang dikeluarkan oleh kedua kubu. Nek Dan kepada Puja TV mengaku pernah bertemu dengan Yusra Habib di Malaysia di masa konflik bersenjata mendera Aceh, bahkan dirinya pernah membantu menjual buku hasil tulisan Yusra.
Mantan kombatan yang sudah berusia 64 tahun ini masih terlihat segar bugar dan semangat dalam aktivitas sehari-hari. Banyak generasi muda yang datang kepadanya di Gampong Kandang, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe, hanya sekedar untuk mendengar sejarah perjuangan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) hingga akhirnya memilih berdamai dengan Indonesia.
Nek Dan yang cukup disegani di kalangan mantan kombatan GAM wilayah pasee karena keteguhan pendiriannya selama ini , dan juga sosok yang tidak ingin bergabung dengan partai lokal apapun jarang berbicara kepada media. Kali ini berhasil diwawancarai oleh Puja TV Aceh, dirinya berharap agar kedua kubu tidak perlu lagi berseteru. Dengan Indonesia saja Aceh sudah berdamai, mengapa sesama bangsa Aceh di luar negeri justru harus saling ribut ungkapnya singkat dan santai.
“Setau saya sama saja dua kubu tersebut tidak ada bedanya, yang jelas negara adalah milik rakyat. Jangan ada perseteruan antar rakyat Aceh,” Ujar Nizar Muhammad atau yang akrab dipanggil dengan Nek Dan.