BANDA ACEH – PUJATVACEH.COM – Proyek Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang terletak di Gampong Pande, Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh, menuai kontroversi dikalangan masyarakat. Terutama kalangan sejarawan dan budayawan aceh.

Pasalnya, pasca penemuan batu nisan makam kuno di lokasi itu, proyek pembangunan IPAL tersebut sempat dihentikan pengerjaannya setelah hampir rampung sekitar 80 persen.

Namun kini, Pemko Banda Aceh kembali melanjutkan pembangunan Proyek IPAL di Gampong Pande itu yang berada di tempat pembuangan akhir (TPA). Hal ini sesuai yang tertuang dalam surat yang dikeluarkan dan ditanda tangani langsung oleh Walikota Banda Aceh Aminullah Usman dengan nomor 660/0253, tertanggal 16 Februari 2021 dan ditujukan kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), cq Dirjen Cipta Karya di Jakarta.

Proyek tersebut dilanjutkan berdasarkan kajian dari arkeolog. Nisan-nisan kuno dan kerangka manusia yang ditemukan di lokasi di anggap bukan makam raja atau keluarga raja masa Kesultanan Aceh.

Tarmizi Hamid, budayawan dan kolektor manuskrip kuno Aceh menjelaskan, Gampong Pande merupakan rekam jejak sejarah perjalanan aceh masa lalu.

“Disana (Gampong Pande)  itu kawasan jejak perjalanan sejarah aceh masa lalu,”kata Tarmizi A Hamid, Budayawan dan Kolektor Manuskrip Kuno Aceh menjelaskan.

Lebih lanjut pria yang akrab disapa cek midi ini menuturkan, lokasi tempat dibangunnya IPAL oleh Pemko Banda Aceh merupakan Ibu Kota Kerajaan Aceh masa lalu, dan merupakan kawasan istana darut donya pada masa kesultanan iskandar muda.

Sementara itu, Ayah Panton, sejarawan gaek Aceh, sangat menyayangkan pembangunan proyek IPAL tersebut.

“Kita sangat sayangkan atas dibangunnya proyek Ipal dilokasi itu,”Ujar Ayah Panton dengan nada tegas.

Menurutnya, pejabat Aceh saat ini hanya memandang anggaran yang sudah dikucurkan pada proyek itu. Tetapi mereka (para pejabat aceh) tidak melihat betapa pentingnya sebuah sejarah dan peradaban aceh.

“Pejabat aceh saat ini lebih mementingkan anggaran di proyek itu, mereka tidak melihat kepentingan sejarah dan peradaban aceh,”tuturnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini