ACEH UTARA – PUJATVACEH.COM – Putri Aura, anak dari keluarga miskin di Desa Trieng Matang Ubi, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara, menderita penyakit paru-paru dan saraf sejak setahun terakhir. Setiap hari kedua orangtuanya harus menggendong Putri untuk memindahkannya karena tidak bisa berjalan bahkan kaki kirinya kini telah kaku.
Purti Aura merupakan anak pertama dari empat bersaudara, pasangan Bukhari M Yatim dan Faridah, yang menempati rumah berkonstruksi kayu berukuran 6 x 6 dan berlantai tanah dengan alas karpet yang sudah lapuk dan sebagian dindingnya yang sudah bolong.
Sebelumnya anak yang masih berusia 11 tahun ini pernah dirawat selama satu bulan lebih di RSUD Cut Mutia, Aceh Utara, saat itu hasil diagnosa dokter mengharuskan Putri dirujuk ke Rumah Sakit Zainal Abidin Banda Aceh, namun keluarganya menolak karena tidak memiliki uang.
Putri Aura kini hanya bisa tidur dengan posisi telentang, dengan kondisi tubuhnya yang sangat kurus, bahkan akibat penyakit yang dideritanya, Putri tidak lagi bisa berbicara. Hal itu mengakibatkan Putri yang masih duduk di bangku kelas lima SD, juga tidak bisa bersekolah.
Selama penyakit ini menggerogoti tubuh Putri, ia semakin kurus dan berat badannya terus turun drastis, menjadi empat belas kilogram, dibandingkan berat anak se-usianya yang berkisar 30 kg.
Bukhari M Yatim, orang tua Putri mengatakan, mulanya Putri hanya mengalami sakit panas badan biasa, tapi setelah dilakukan pemeriksaan dokter di rumah sakit, Putri mengalami sakit tifus, paru-paru dan saraf.
Menurut Bukhari, saat itu pihak rumah sakit meminta keluarga untuk merujuk Putri ke RSUZA di Banda Aceh, namun keluarga tidak mempunyai biaya untuk berobat atau untuk kebutuhan selama di luar daerah.
“sakitnya tipes, paru-paru dan saraf, karena ga ada biaya berobat ya sekarang (Putri) di rumah dulu,” papar sang ayah.
Selama ini, orang tua Putri hanya bekerja sebagai petani dengan penghasilan yang rendah sehingga tidak memiliki biaya untuk dirujuk ke rumah sakit di Banda Aceh. Sehingga Putri di bawa pulang ke rumahnya dan hanya mengambil obat di Rumah Sakit Umum Cut Meutia Aceh Utara.
Selama dirawat di rumah, Putri hanya diberikan makanan seadanya, ia juga kehilangan selera makan karena sakit di bagian tenggorokan.