Aceh Utara – Pujatvaceh.com – Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, konflik antara manusia dan satwa liar terus terjadi dan belum adanya tanda-tanda mereda hingga saat ini,  dimana gajah dan harimau Sumatra merupakan satwa yang paling sering berkonflik dengan manusia, keadaan ini semakin mengkhawatirkan keselamatan keduanya.

BKSDA Aceh mencoba mencegah terjadinya potensi konflik antara manusia dan satwa liar tersebut, dengan melakukan penggiringan kawanan gajah liar secara manual di Kawasan Alue Kajeung, Perepok, Ranto Seredang Kecamatan Paya Bakong dan Pirak Timu, menurut jejak kaki yang ditemukan pihak bksda mengindikasikan bahwa kawanan gajah liar ini berjumlah 30 ekor yang terdiri dari gajah dewasa dan gajah anak-anak.

Nurdin selaku Kepala Resor 12 BKSDA Aceh Utara menilai, konflik ini terjadi akibat Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) di Aceh Utara belum berfungsi secara optimal dalam rangka menyelaraskan, mensinkronkan dan memadukan berbagai rencana serta program alih fungsi lahan, sehingga kualitas lingkungan semakin menurun akibat dari pembebasan lahan menjadi pemungkiman, perkebunan, pembangunan infrastuktur yang tidak mengindahkan daya tampung dan daya dukung hutan itu sendiri sehingga berdampak pada hilangnya habitat, pemecahan habitat, penurunan kualitas habitat dan mengancam kelestarian keanekaragaman hayati di kabupaten tersebut.

pihaknya berharap pemerintah Aceh Utara harus peka terhadap permasalahan ini dan mengetatkan perizinan alih fungsi lahan serta melakukan power fencing atau bariel di kawasan pintu masuk sehingga gajah-gajah tersebut tidak lagi masuk kedalam areal hutan pengguna lain.

“Tindakan yang kita lakukan ini adalah tindakan pertama kalau ini juga tidak efektif dia akan kembali, itu kami sangat mengharapkan pihak pemerintah itu harus mengambil tindakan selanjutnya supaya gajah liar ini tidak lagi mengganggu masyarakat di wilayah sini. Kalau BKSDA setiap ada laporan masyarakat da nada kelompok-kelompok mitigasi yang tidak berani dikeluarkan SK sama kabupaten mereka yang memberikan informasi kepada BKSDA dan BKSDA selalu mensupport memberi bantuan mercon dan melihat berapa kerusakan yang dialami oleh masyarakat memang itu yang selama ini kami lakukan” kata Nurdin. Kepala Resor 12 BKSDA Aceh Utara.

Sebelumnya, kawanan gajah liar telah mengobrak abrik pemukiman warga di wilayah Alue Kajeung Duson Pante Kirau Gampong Blang Pante Kecamatan Paya Bakong, tidak hanya tanaman, kawanan gajah ini juga merusak sejumlah fasilitas dan tempat tinggal warga di desa tersebut.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini