Banda Aceh – Pujatvaceh.com – Kegiatan meuseuraya atau gotong royong tersebut merupakan program rutin Gerakan Jum’at Bersih dan Peduli, yang dilaksanakan Hubdam IM setiap hari Jum’at. Pelaksanaan kegiatan Meuseuraya diawali dengan apel pengarahan oleh Kahubdam IM, Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra, untuk memberikan arahan tentang prosedur pembersihan dan penataan kembali batu nisan makam, kemudian peserta kegiatan melanjutkan dengan membersihkan area makam yang dipenuhi semak belukar, memotong dahan dan ranting yang menutupi makam.

Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra menjelaskan bahwa kegiatan jumat bersih ini hanya sebatas clearing lines, dan melibatkan Tim Relawan, Kepolisian, Koramil, LSM, BPCB, BPBA, Satpol PP serta Disbudpar Provinsi Aceh.

“Target kita hari ini sudah menguji coba SOP yang sudah sesuai dengan aturan. Kita tim relawan juga membersihkan sampai bersih, dan selesai tempat ini bersih dan seluruh yang terkait hadir. Kalau mengandung ODJB seperti ini kita hanya clearing lane atau pembersihan” kata Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra, Kahubdam IM.

Setelah komplek makam bersih, kemudian tim ahli dari Disbudpar Aceh, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Banda Aceh, juga mahasiswa Prodi Sejarah USK melakukan pendataan tentang makam, yaitu meliputi kondisi awal makam, posisi dan jumlah batu nisan. Setelah semua terdata, peserta Meuseuraya kemudian melaksanakan penataan batu nisan dengan menegakkannya, menyusun dan membersihkan batu nisan sesuai dengan prosedur dan ketentuan.

Saryulis, Arkeolog Cagar Budaya Disbudpar Provinsi Aceh mengungkapkan, bahwa di area makam tersebut terdapat 26 batu nisan kuno, diperkirakan batu nisan tersebut dari abad ke 15 hingga 18 atau pada masa Kesultanan Iskandar Muda.

Saryulis juga mengatakan tujuan kegiatan Meuseuraya ini adalah membuat satu temuan baru tentang kehidupan kerajaan. Namun, dikarenakan kondisi batu nisan yang rusak, belum ada inskripsi yang utuh siapa pemilik makam tersebut.

“Dicatat ditahap awal ada pemotretan, merekontruksi atau mencatat temuan-temuan batu nisan, berapa jumlahnya, berapa yang berpasangan dan jenisnya apa, terbuat dari apa. Yang saya temukan sekitar 26 batu nisan” ujar Saryulis, Arkeolog Cagar Budaya Disbudpar Provinsi Aceh.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini