Madinah – Pujatvaceh.com –  Lahir  2005, Vajar Irwan Syahril termasuk jemaah termuda Indonesia di musim haji 1444 Hijriyah ini. Senin 05 Juni 2023 kemarin, usia lVajar baru dua bulan di jenjang 19 tahun. Untuk berhaji tahun ini, ia beruntung sebab bersamaan liburan semester gazal di fakultas informatika Universitas Yapis, Jayapura, Papua. Jujur, inisiatif berhaji datang dari orangtuanya, 12 tahun lalu.

Seperti yang dilansir dari tribun-papua.com, Vajar mengatakan, ia didaftarkan sang ibu pada saat liburan naik kelas 2 SD ke Jayapura, soal momennya mendapat nomor porsi haji dari Siskohat Kemenag Papua. Momen pendaftaran itu, bertepatan orangtuanya baru menuntaskan menunaikan ibadah haji pertama mereka, 2011. Vajar itu anak sulung empat saudara dari pasangan, H Sahir (53) dan H Irawati (39). Tiga adik Vajar adalah Vriska Irawan Syahril (mahasiswi Fisip Yapis), Ridwan I Syahril dan Muslimah I Syahril yang masih bangku SMA dan SMP. Tahun ini, Vajar menjadi mahram ibunya ke Tanah Suci.

“Kalau adik saya, Vriska insyallah tahun depan berangkat sama Bapak. Kalau Ridwan sama Muslimah (adik), sudah dua tahun didaftar sama Ibu,” kata Vajar.

Menyetor uang tabungan haji bagi anak-anak di siskohat, adalah kiat  orangtua Vian, berhaji di usia muda. Semakin muda mendaftar, semakin tak terasa masa menunggunya.

“Kalau daftar usia 40 di Makassar, nanti berangkatnya umur 80 tahun,” kata Haidir Muntu, pendamping regu dimana Vajar bergabung.

Chaidir adalah Ketua Regu 7 Rombongan 4 Kloter 8 UPG. Chaidir juga masih kerabat orangtua Vajar, dan sekretaris Takmir Masjid At Taqwa, Hamadi, Jayapura. Di masjid tua depan Pasar Hamadi inilah, orangtua Vajar terdaftar jadi jamaah. Di regu bimbingan alumnus MAPK Ujungpandang inilah, Vian dan 390 jamaah asal 5 kabupaten di Papua, bergabung. Mengutip Vajar, orangtuanya sengaja mendaftarkannya berhaji di usia SD, agar tabungan hajinya bisa dicicil sebelum masa pelunasan, serta vajar juga menyetor sebanyak Rp500 ribu sebulan.

Kebiasaan ini juga mulai diwariskan ke tiga adik Vajar. Jika mendaftar haji di kampung halaman, Makassar, empat keluarga ini baru berhaji di tahun 2055 atau 2063. Waiting list haji di Makassar rata-rata 20-25 tahun. Untuk rerata Sulsel, bisa capai 35 tahun. Rasio pendaftar haji di provinsi berpenduduk 8,6 juta ini termasuk tertinggi dan diatas rerata calon haji di Indonesia.

Sedangkan di Papua, daftar tunggu haji rerata dibawah 10 tahun. Sejatinya sebagai pedagang pengepul untuk ikan tuna kualitas ekspor, orangtua Vajar, bisa mendaftar anaknya haji Furoda atau haji khusus, Rp 350 juta.

Namun, pengalaman orangtua ini, mengkonfirmasikan merasakan sensasi haji reguler jauh lebih nikmat di usia muda. Orangtua Vian berhaji di usia jelang 40, sebelas tahun lalu.

“Haji itu gabungan ibadah fisik dan psikir, tidak seperti shalat, puasa dan zakat,” ujar Haji Burhanuddin, Ketua Kloter 08 UPG.

Mereka keluarga perantau pengusaha asal Makassar, Sulsel di Kota Jayapura. Vajar dan ibunya, tercatat dua dari 86.214  jamaah haji Indonesia yang masih berada di Madinah, per Selasa 06 Juni 2023 hari ini. Keduanya tak masuk 26.213 jamaah lansia yang menunaikan ibadah arbain, sholat jamaah 40 waktu di Masjid Nabawi. Total jamaah gelombang pertama di Madinah 86.214 orang. Kamis 7 Juni 2023 adalah batas akhir kedatangan kloter gelombang I dari 13 embarkasi haji Tanah Air. Data dashboard siskohat ini sudah masuk 227 dari 272 kloter.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini