Banda Aceh – Pujatvaceh.com – Sejumlah personel TNI Jajaran Perhubungan Daerah Militer (HUBDAM) Kodam Iskandar Muda melakukan kegiatan Meuseuraya di Gampong Pande, Banda Aceh.
Kegiatan Meuseuraya tersebut sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, Meuseuraya di Gampong Pande yang merupakan jalur pintu masuk kegiatan perdagangan pada masa kerajaan dahulu yakni kerajaan Aceh Darussalam.
Di Gampong Pande juga banyak terdapat peninggalan -peninggalan benda benda bersejarah bekas masa kerajaan, seperti komplek- komplek makam kuno para sultan yang sudah ada sejak 1600 tahun lalu.
Prajurit TNI HUBDAM Meuseuraya dengan menata kembali nisan- nisan kuno yang sudah terendam di rawa rawa hutan mangrove, menegakkan kembali nisan yang sudah berjatuhan, dan membersihkan dari lumpur.
Kahubdam Kodam IM,Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra mengatakan, selain meuseuraya, mereka juga melakukan sosialisasi terhadap masyarakat tentang betapa pentingnya menjaga situs situs cagar budaya di Aceh.
“Kita mengkhususkan pada perawatan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang situs-situs cagar budaya yang belum bayank tersentuh dan kondisinya sangat terancam karena faktor alam maupun hilang karena ketidaktahuan masyarakat bahwa benda ini sangat penting nilainya bagi aset bangsa”, Ujar Kolonel CHB Jun Hisatur Mastra di sela-sela kegiatan tersebut.
Pada meuseuraya juga ikut di hadiri oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Aceh/ Mapesa serta perangkat Gampong Pande.
BPCB Aceh yang di hadiri oleh, Ambo Asse Ajis mengatakan, di Gampong Pande ini masih banyak situs peninggalan kerajaan Aceh Darussalam yang harus dilestarikan, penataan batu batu nisan, pemetaan sudah sering dilakukan sejak tahun 2017 lalu. Namun, kondisi alam membuat lokasi tersebut kembali terendam air.
“Kami sudah pernah melakukan pendataan, dan sudah memetakan titik-titik. Persoalannya adalah belum adanya kesepahaman bersama tentang pelestarian bersama. Sementara provinsi Aceh sudah menyusun master plan tapi belum bisa dieksekusi”, Jelas Ambo Asse Ajis, salah satu Tim BPCB Aceh.
Ambo juga berharap agar kawasan tersebut nantinya bisa dijadikan sebagai kawasan situs cagar budaya Aceh sehingga cagar budaya disini bisa terjaga.