Pulau paling ujung barat di Indonesia menjadi tempat pendaratan sampah yang berasal dari sejumlah negara. Pulau terluar ini berbatasan langsung dengan zona eklusif lalu lintas kapal internasional. Menjelang musim angin barat, banyak sampah seperti botol kaca minuman dan botol plastik terdampar di perairan Pantai Balu, Desa Gugop, Kecamatan Pulo Aceh, Aceh Besar.

Hasil dari aksi forum jurnalis lingkungan Aceh, sampah-sampah yang terdampar tersebut berasal dari negara Maldives, Malaysia, Thailand, Cina dan beberapa negara lainnya. Diharapkan kepada Pemerintah Aceh agar bisa mengelola sampah tersebut untuk menjaga lingkungan di perairan Pulo Aceh.

“Kami melakukan aksi break free from plastik yaitu membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik atau sampah botol kaca yang berasal dari negara luar. Kami dapat kabar dari warga Pulo Aceh bahwa di Pulo Aceh itu banyak ditemui sampah internasional sehingga kami langsung turun lapangan untuk melakukan aksi bersih-bersih” kata Akramul Muslim, Devisi Marine FJL Aceh.

Forum Jurnalis Lingkungan Aceh melakukan aksi break free from plastik, yaitu membersihkan pantai dari sampah-sampah plastik atau sampah botol kaca yang berasal dari negara luar, berawal dari mendapatkan kabar dari Pulo Aceh bahwa disini sering ditemukan sampah dari luar yang terdampar, setelah di cek memang benar adanya, botol-botol ini berasal dari Malaysia, Thailand, Jepang bahkan ada juga dari Maldevis, serta aksi ini dilakukan untuk membersihkan pantai, ia juga berharap untuk Pemerintah Aceh agar bisa mengambil kebijakan dan mengelola sampah ini dengan baik.

Pulo Aceh, merupakan salah satu pulau yang memiliki keindahan dan keanekaragaman hayati dari sisi biota laut. Namun sejak dahulu hingga sekarang pulau terluar ini masih sangat jarang mendapatkan perhatian dari pemerintah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini