Aceh Utara – Pujatvaceh.com – Pengerjaan proyek Bendungan Krung Pasee di Kecamatan Meurah Mulia telah dikerjakan sejak bulan November 2021. Namun hingga saat ini, pengerjaan baru dikerjakan sekitar 10% dari target pebangunan, dan target akhir pengerjaan pada Desember tahun 2022 mendatang.
Lambannya pengerjaan rehabilitas Bendungan Krueng Pasee seluas 8.822 hektar pada irigasi dan pertanian warga di 9 Kecamatan Di Aceh Utara menyebabkan petani di 9 kecamatan tersebut tidak dapat melakukan musim tanam karena lahan seluas 8000 hektar lebih tidak dapat dialiri air irigasi.
Menanggapi keluhan warga, anggota DPR RI, Ruslan M. Daud bersama 9 camat meninjau lokasi pembangunan Bendungan Krung Pasee untuk melihat langsung proses pengerjaan proyek yang dinilai lamban. Selain lamban, akses warga terganggu akibat jembatan darurat penghubung antar kecamatan ambruk beberapa waktu lalu.
Ruslan M. Daud, anggota DPR RI mendorong agar kontraktor segera menuntaskan pembangunan proyek Bendungan Krung Pasee yang merupakan hajat petani di 9 kecamatan. Selain itu, Ruslan juga mendesak kontraktor untuk membangun kembali jembatan darurat yang ambruk,.
“Yang kami desak saat ini adalah apa yang diinginkan masyarakat yakni penuntasan proyek ini tanpa ada hambatan dan saya juga sudah menegaskan kepada mitra agar dapat segera membuat jembatan darurat,” ungkap Ruslan.
Salah seorang warga Meurah Mulia, Ismail Susuf menyatakan, selama pengerjaan pembangunan irigasi Krung Pasee, petani sawah dari 9 kecamatan terkendala dalam menanam padi. Sehingga masyarakat berharap agar pemerintah mempercepat pembangunan Bendungan Krung Pasee hingga tuntas sesuai target agar segera dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
“Irigasi Krueng Pasee yang tidak berfungsi ini, jadi kita dengar jeritan petani di 9 Kecamatan sangat menyedihkan. Harapannya para petani bisa kembali bercocok tanam seperti semula. Maka dari itu diharapkan agar pihak terkait segera mempercepat pengerjaan sesuai jadwal,” kata Ismail.
Pengerjaan jembatan darurat dan rehabilitasi Bendungan Krung Pasee ini dikerjakan oleh PT. Rudi Jaya dari Jawa Timur dengan pagu anggaran senilai 56 miliar rupiah. Namun hingga saat ini pihak rekanan belum melakukan peninjauan ke lokasi untuk meninjau kerusakan jembatan darurat ambruk dan pengerjaan proyek tersebut.