Bireuen – Pujatvaceh.com- Sejumlah mantan kombatan GAM dan alumni Dayah Darul Atiq putra beserta warga, mengunjungi kuburan Abon Abdullah Bin Muhammad Saleh atau Abon Dolah di Gunung Peunceuk, Kecamatan Peulimbang, Kabupaten Bireuen. Kegiatan ini juga bertepatan dengan haul ke-18 tokoh ulama tersebut.
Semasa hidupnya, Abon Dolah merupakan seorang Ulama Dayah Aceh, Pimpinan Dayah Darul Atiq Putra. Dirinya bergabung dengan GAM dan melakukan gerilya di gunung saat Aceh ditetapkan sebagai darurat militer kala itu. Dalam tubuh GAM, almarhum menjabat sebagai kadhi GAM untuk seluruh Aceh.
Abon Dolah meninggal karena sakit selama masa gerilya di hutan belantara Bireuen, dan memberikan wasiat agar dirinya dimakamkan di lokasi ia meninggal.
Dirinya bergerilya bersama pasukan GAM, termasuk juga sosok Darwis Jeunieb, Daerah Peunceuk juga merupakan kamp konsentrasi pasukan GAM dan pernah dibombardir oleh pesawat tempur MIG F16 selama 3 hari di awal darurat militer kala itu. Serta untuk mencapai kawasan tersebut, para peziarah harus menempuh jalan terjal sejauh 30 kilometer menggunakan sepeda motor trail.
Berdasarkan informasi yang diterima Puja TV, Abon Dolah merupakan adik kandung Abon Aziz yang dikenal dengan Abon Aziz samalanga atau mertua Abu Mudi, dan juga merupakan paman dari Tu Sop Jeunieb yang saat ini menjabat sebagai Ketua PB Huda Aceh.
Wakil Ketua DPRK Bireuen, Suhaimi Hamid meminta perhatian serius dari pemerintah untuk pemugaran dan akses jalan menuju ke kuburan Abon Dolah.
Selain karena lokasi tersebut masuk dalam kawasan hutan produksi yang selama ini dimanfaatkan warga untuk peningkatan ekonomi, dia berharap pemerintah bisa mempercepat izin pengelolaan perhutanan sosial dari Koperasi Dayah Darul Atiq Putra untuk mengelola hutan, agar tidak terjamah oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Kita harapkan bahwa dengan kondisi seperti ini, dengan kondisi jalan seperti ini kita harapkan ada kepedulian dari pemerintah agar akses untuk ke tempat ini lebih mudah ditempuh. Kawasan hutan disini harus dijadikan sebagai kawasan hutan sosial yang nantinya menjadi milik Dayah Almarhum Abon Abdullah Jeuniep. Karena dapat kita lihat bahwa kawasan ini menyimpan banyak karbon dan air serta spesies harimau sehingga ini harus kita jaga bersama” Ujar Suhaimi Hamid, Wakil Ketua DPRK Bireuen
Sementara itu, anggota DPRA Fraksi Partai Aceh Khalili mendukung upaya pemugaran kuburan tersebut dan pengelolaan hutan oleh kalangan dayah agar bisa dimanfaatkan untuk pembangunan dayah di kawasan tersebut.
“Abon Abdullah adalah seorang ulama besar Aceh, adik dari Almarhum Abon Aziz Samalanga, beliau dengan segala kelebihannya beliau bergabung dengan Gerakan Aceh Merdeka. Dan dalam Aceh Merdeka pun beliau diangkat sebagai Khadi, orang yang memutuskan hukum dan pada saat pergerakan Aceh Merdeka beliau disegani bukan hanya disegani oleh pengikutnya tapi juga oleh lawan Kami saat itu yaitu Republik Indonesia. Jadi sungguh masuk akal jika tempat ini bukan hanya sebagai mengenang kepada beliau, akan juga sebagai tempat pemberdayaan ekonomi melalui enterpreneur Dayah dan saya pikir patut didukung oleh pemerintah dan oleh kita semua” Kata H. Khalili, Anggota DPRA Fraksi Partai Aceh.