Aceh Timur – Pujatvaceh.com – Warga dan petani Desa Meunasah Hagu, Kecamatan Nurussalam, Kabupaten Aceh Timur memiliki cara tersendiri saat turun ke sawah. Mereka menggelar khanduri blang atau khanduri sawah yang dipusatkan dekat persawahan.

Khanduri blang diawali dengan zikir dan do’a, mereka menggelar zikir di pematang sawah atau tempat yang berbatasan langsung dengan lahan pertanian. Saat itu, petani dan warga membawa anak-anak mereka merayakan tradisi khanduri blang tersebut.

Biasanya khanduri blang dilaksanakan lebih meriah, seperti memasak lauk dan menanak nasi di pematang. Namun, karena kondisi paceklik akibat kemarau panjang, khanduri blang hanya berupa berdo’a dan menyantap makanan bersama, yaitu mereka membawa nasi dan lauk sesuai kemampuan yang kemudian dibagikan kepada warga dan petani di sawah, selebihnya disantap bersama warga setempat.

“Biasanya kami melakukan do’a bersama 3 malam berturut-turut, selanjutnya membuat khanduri bahwa makan bersama dan itu bentuk rasa syukur dengan hasil panen yang melimpah “ kata Ridwan, Sekdes Desa Meunasah Hagu.

Khanduri blang dilaksanakan dua kali dalam setahun, yakni saat turun ke sawah dan ketika selesai panen. Mereka juga mengundang warga desa tetangga sebagai wujud bentuk kerjasama dan kepedulian antara para petani yang menggarap sawah di desa tersebut.

“Ini merupakan tradisi tahunan, jadi setiap kita turun ke sawah kita selalu mengadakan khanduri terlebih dahulu sebelum kita garap sawahnya dan tradisi semenjak nenek moyang kami“ ujar Nafa Rajul, Warga Aceh Timur.

Mereka berharap tradisi khanduri blang ini dipertahankan meski kondisi perekonomian warga dan petani sedang terjepit akibat kenaikan harga beras dan bahan kebutuhan pokok lainnya.

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments