Lhokseumawe –Pujatvaceh.com – Kebutuhan Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bio solar untuk nelayan di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Ujung Blang dan TPI Pusong, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, mengalami peningkatan setiap bulannya.   bahkan untuk kuota delapan ton perhari, masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan nelayan di tempat tersebut.

Setiap harinya, para nelayan harus mengantri di Stasiun Bahan Bakar Nelayan (SPBN) untuk mendapatkan bio solar agar bisa melaut.

Kebutuhan bahan bakar juga disesuaikan dengan pendapatan nelayan saat melaut, jika pendapatan banyak maka jarak tempuh nelayan dipastikan jauh, sehingga kebutuhan bbm juga meningkat. Namun sebaliknya, jika pendapatan lebih sedikit, maka nelayan yang melaut dan jarak tempuh juga berkurang, sehingga pasokan sebanyak delapan ton di SPBN mencukupi untuk nelayan.

Disamping itu, dampak kenaikan BBM jenis bio solar ini, juga membuat boat kecil mengurangi pembelian bahan bakar dari biasanya.

Manager SPBN Ujung Blang, Ahmad Haidar, mengatakan, kuota BBM untuk SPBN ini perbulannya mencapai 140 ton yang disalurkan dari pertamina. Namun dengan adanya penambahan boat dan rekom dari DKPP untuk kebutuhan nelayan TPI Rencong dan Kampung Jawa, maka pihaknya harus meminta penambahan kuota BBM, agar mencukupi kebutuhan nelayan di empat TPI di Lhokseumawe.

“Dalam sehari tergantung dari pendapatan mereka, kalau memang lagi banyak ikan biasanya habis 8 ton. Saat ini kalau kita bilang cukup belum pasti juga karena seperti hari ini nelayan kurang melaut karena tidak banyak dapat ikan. Ini lagi kita ajukan untuk penambahannya jadi kita kumpulkan dulu datanya, jika datanya cukup maka akan ditambah” Kata Ahmad Haidar, Manager SPBN Ujong Blang, Lhokseumawe.

Sementara itu, saat ini boat atau kapal yang mendapatkan rekomendasi dari DKPP untuk mengisi bahan bakar di SPBU ini mencapai 180 kapal.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini