Madinah – Pujatvaceh.com –Sejumlah petugas haji non-kloter di Madinah,  berharap rekan petugas haji pendamping kloter dari 14 embarkasi Tanah Air,  berinisiatif membawa sandal jepit cadangan untuk dibagikan ke jemaah haji. Petugas non-kloter di sektor dan daerah kerja (daker) Madinah, Mekah dan Armina, mengaku siap mendistribusi ke jemaah yang membutuhkan.

Seperti yang dilansir dari tribun-papua.com, Harapan ini disampaikan sehari menjelang keberangkatan jamaah dan petugas haji daerah (TPHD) yang bertahap mulai meninggalkan Tanah Air, Rabu 07 Juni 2023 dan tiba di Jeddah, Kamis 08 Juni 2023. Imbauan ini merujuk fakta, tingginya kasus harian jemaah kehilangan alas kaki seusai ibadah Arbain, shalat jamaah 40 waktu di Masjid Nabawi Madinah, dua pekan terakhir. Harapan  disampaikan terpisah petugas haji (PPIH Arab Saudi) non-kloter dari 3 tim kompartemen tugas di sektor khusus Masjid Nabawi, Madinah:

Pertama dari Penanganan Krisis dan Pertolongan Pertama pada Jemaah Haji (PKP3JH). Kedua tim kesehatan dari Emergency  Medical Team (EMT), dan terakhir dari kompartemen petugas layanan jamaah Lanjut Usia (Lansia).

“Sehari itu, kita bisa dapat 15 hingga 20 jamaah haji kita yang sandalnya tercecer, dilupa atau hilang di masjid, Sejak Bimtek di (asrama haji Pondok Gede Jakarta), tim PKP3JH sudah sepalay bawa 5 pasang satu orang untuk sandal emergency ” kata Imran, petugas PKP3JH  di Sektor Khusus Masjid Nabawi, Madinah.

Harapan senada dikemukan l NS Titin, sejawat Imran dari RSPAD Jakarta. Pihaknya, melalui ketua sektor masing-masing sudah mengajukan tambahan sendal ke bagian logistik Daker Madinah. Menurutnya, sandal jepit cadangan yang dibawah dari Tanah Air, sudah habis sejak pekan pertama, masa tugas, 24 hingga 31 Mei 2023.

Sekitar 100 pasang sendal seharga Rp10.000 itu, kebanyakan habis usai waktu Dhuha, shalat Lohor dan Ashar. Di tiga periode shalat siang hari itu, jamaah tak beralas kaki dari masjid, sangat berpotensi mengalami kaki melepuh karena panas ubin luar masjid, patique atau kelelehan, over heat, dan dehidrasi.

“Kalau yang sandalnya tercecer habis shalat Magrib, Isya atau Subuh, lantai jalan sudah dingin,” kata M Alwi,  paramedik EMT dari RSUD Enrekang, Sulsel.

Dari data dan temuan lapangan di sektor khusus, rentang usia jamaah dengan kasus sandal hilang dan tercecer adalah usia lansia. Kasus kedua mereka baru sehari atau 2 hari di Madinah.

“Mereka ke masjid tak bawa tas sandal. Di simpan depan masjid, di boks sandal, tapi saat pulang lupa naruh dimana,” kata Cipta, petugas EMT dari sektor II Simaliyah Masjid Nabawi.

Cipta petugas dari RSUD Tasikmalaya menyebut, sandal, masker, alat P3K, salep, air dan water spray adalah logistik standar di backpack bag mereka.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini