LHOKSEUMAWE – Pujatvaceh.com – Aksi demo yang dilakukan ratusan tenaga kesehatan honorer di halaman Kantor Wali Kota Lhokseumawe, memprotes kebijakan pemerintah kota lhokseumawe, terkait pengurangan tenaga kerja honorer, dengan melakukan seleksi administrasi serta uji test.

 

Dalam orasi, para tenaga kesehatan ini menuntut untuk tidak di rumahkan serta diangkat menjadi aparatur sipil negara melalui jalur pemutihan.

Dalam aksi ini, para honorer ini membawa beberapa poster penolakan, terkait upaya pemerintah daerah untuk merumahkan mereka. Saat berorasi, nakes juga meminta pertimbangan pemerintah daerah untuk mengeluarkan kebijakan dalam pengangkatan nakes yang telah bekerja puluhan tahun.

Salah satu pendemo, Nurmalawati, mengatakan, pihaknya menolak untuk mengikuti tes ujian pegawai pemerintah dan dirumahkan. Karena para nakes honorer ini telah mengabdi selama belasan tahun hingga dua puluh tahun lamanya, bahkan mereka menerima upah tidak penuh waktu, dengan gaji tiga ratus ribu rupiah per bulan.

Saat pandemi covid, para nakes ini menjadi garda terdepan meski tidak menerima upah tunjangan penanganan covid-19 dari pemerintah. Sehingga dirinya berharap adanya pertimbangan dari pemerintah untuk tidak melakukan pengurangan tenaga kesehatan dengan solusi memperpanjang kontrak kerja hingga akhir tahun 2023, sehingga para nakes ini dapat mengikuti program pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.

“jika tidak lewat hasil tes maka dirumahkan semua, ini kami minta semua pokoknya jangan diujiankan, luluskan saja nakes-nakes lama, jangan dirumahkan” ucap Nurmalawati, Honorer Nakes Puskesmas

Sementara itu, sekretaris daerah kota Lhokseumawe, T Adnan, usai menemui para peserta demo mengatakan pengurangan tenaga honorer dilakukan sesuai dengan analisis beban kerja.

Pemko lhokseumawe sudah menghitung kebutuhan tenaga kerja di setiap organisasi perangkat daerah dan khususnya di puskesmas. Puskesmas di kota lhokseumawe terdapat 500 tenaga honorer, sementara yang dibutuhkan hanya 150 orang saja.

Oleh sebab itu, kata T Adnan, pihaknya meminta kepala puskesmas untuk memilih berapa kebutuhan honorer tenaga kesehatan, namun ternyata adanya protes dari tenaga kesehatan yang tidak terpilih. T Adnan mengatakan selain dari analisis tenaga kerja, kebijakan tersebut juga dilakukan karena minimnya anggaran.

T adnan juga menekankan kepada para honorer bahwa jangan berharap menjadi asn saja, karena masih ada peluang usaha lainnya untuk meningkatkan perekonomian.

“Tadi kita sudah katakan bahwa pengurangan inikita lakukan sesuai dengan analisis beban kerja, jadi kita sudah hitung semua. untuk puskesmas, karena teanaga kesehatan  sekarang mereka itu lebih kurang 500 honorer, setelah kita hitung- hitung kurang lebih yang diperlukan 150 orang, berarti harus dilakukan seleksi, agar adil maka kita lakukan testing” kata T. Adnan Sekda Kota Lhokseumawe

Subscribe
Notify of
guest

0 Comments
Inline Feedbacks
View all comments