Banda Aceh – Pujatvaceh.com – Menindaklanjuti atas laporan masyarakat terkait pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainoel Abidin (ZA) Banda Aceh, khususnya pada pelayanan farmasi apotek rumah sakit tersebut, Ombudsman perwakilan Aceh bersama anggota DPD RI pun melakukan inspeksi mendadak (sidak) pada Kamis siang kemarin.
Hasilnya ditemukan terdapat empat loket dari total enam loket di ruang farmasi itu kosong, tidak ada petugas yang melayani pasien yang hendak menebus obat, serta ruang tunggu yang terbilang sempit dan tidak memadai.
Atas temuan tersebut, Kaper Ombudsman Taqwaddin menyarankan adanya penambahan petugas di instalasi farmasi, sehingga nantinya masyarakat tidak menunggu antrian dengan waktu yang cukup lama.
“Pelayanan obat ini ujung tombak dari segala pelayanan rumah sakit, orang ke rumah sakit tujuannya untuk berobat, namun jika pelayanan apotek tidak optimal, tidak bagus sehingga pelayanan-pelayanan yang lain nihil. Saran kami SDM ditambah tidak boleh lagi ada alasan tidak ada SDM sehingga warga menunggu pelayanan yang lama, serta tempat kami anggap tidak sesuai“ tutur Taqwaddin Husin, Kaper Ombudsman Aceh.
Terkait temuan sidak Ombudsman dan senator asal Aceh Fadhil Rahmi, Direktur RSUDZA mengakui, bahwa pihaknya masih kekurangan tenaga di bidang farmasi, bahkan tidak seimbang dengan jumlah pasien yang berobat. Dengan adanya penambahan tenaga farmasi sebanyak 30 orang di tahun mendatang, pihaknya berkomitmen akan memperbaiki pelayanan di apotek itu.
“Emang sumber daya manusia kita memang kurang karena farmasi kita masih kurang, dengan jumlah tidak seimbang dengan jumlah pasien yang berobat, dan Alhamdulillah di tahun ini tepatnya di tahun 2022 ada tambahan sekitar 30 orang farmasi dan mudah-mudahan kesulitan-kesulitan ataupun antrian yang panjang bisa kita urai“ ujar Isra Firmansyah, Direktur RSUDZA.
Disamping itu, salah seorang pasien yang sedang menunggu antrean berharap agar pelayanan rumah sakit bisa lebih baik, dengan penambahan tenaga farmasi.
“Saya di sini dari jam 8 pagi sampai sekarang pun belum selesai, pelayanan di Banda Aceh nih jelek sekali tidak sama dengan di luar, di luar juga saya serting berobat namun pelayanan disini hancur sekali, loket banyak tetapi tidak ada operatornya“ ucap salah satu pasien.
Anggota DPD RI asal Aceh, Fadhil Rahmi, yang ikut pada sidak tesebut mengatakan, selain gedung yang representatif agar bisa membuat nyaman pasien saat menunggu antrean, rumah sakit juga perlu membuat alur pelayanan pengambilan obat.
“Ketika pelayanan lebih baik maka masyarakat pun akan puas, maka saran dari pak Taqwaddin tadi dimana gedung tersebut yang selesai dan nyaman, ketika kita ke rumah sakit yang terdapat rasa nyaman itu ada setengah penyakit itu selesai, baik itu pelayanan yang baik, dokter yang baik, perawat yang baik, dan juga pelayanan tempat yang baik“ kata Fadhil Rahmi, Anggota DPD RI.
Selain melakukan sidak di ruang tunggu pengambilan obat, tim Ombudsman bersama Senator Aceh juga meninjau pelayanan di ruang administrasi dan peracikan obat-obatan.