Banda Aceh Pujatvaceh.com – Adanya peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah Banda Aceh, berbagai upaya pun dilakukan. Mulai dari seruan membersihkan lingkungan hingga fogging di beberapa kawasan yang dianggap rentan.

Fogging ini merupakan tindakan antisipasi atas peningkatan kasus DBD di Banda Aceh, sebelum dilakukan fogging di daerah yang dianggap rawan, terlebih dahulu dilakukan penyelidikan Epidemiologi atau survey jentik di lingkungan masyarakat.

Salah seorang warga di kawasan Lambhuk, Kecamatan Ulee Kareng, Zulfikar, yang anaknya terdeteksi DBD mengatakan, sebelumnya anak pertamanya yang berumur 11 tahun mengalami gejala demam biasa. Namun setelah dilakukan pengecekan darah, ternyata anaknya mengalami DBD. Beruntung anaknya masih bisa terobati meski penanganan sudah terlambat, saat anaknya di bawa ke rumah sakit.

“Awalnya hanya panas biasa dan sudah dikasih Paracetamol namun di hari ketiganya muntah terus dan kita bawa ke rumah sakit. Setelah di tes darah, rupanya DBD dan kata dokter sudah agak kritis namun Alhamdulillah sudah ditangani,” ucap Zulfikar.

Petugas surveilans dari Puskesmas Kecamatan Ulee Kareng, Herawati menyebutkan, kasus DBD di kecamatan tersebut mengalami peningkatan sejak April hingga Agustus dan ada 7 kasus yang dilaporkan oleh perangkat desa maupun dari bidan desa setempat

Setelah menerima laporan hasil laboratorium, pihak puskesmas melakukan peninjauan dan Epidemiologi, selanjutnya memberikan penyuluhan serta berkoordinasi dengan dinkes kota untuk melakukan fogging.

Di Kecamatan Ulee Kareng, ada 2 kasus DBD, sehingga petugas puskesmas harus melakukan fogging untuk mengurangi penyebaran nyamuk aedes Aegypti tersebut, yakni di Jalan Seruni dan Dusun Haji Muhammad Saleh, Desa Lambhuk.

“Kasusnya terjadi setelah lebaran Idul Fitri sampai sekarang hampir sekitar 7 kasus dan setelah mendapat laporan dari perangkat desa kita langsung ke lapangan untuk melakukan peninjauan dan Epidemiologi serta melakukan penyuluhan untuk memberantas sarang nyamuk,“ kata Herawati, Petugas Surveilans PKM Ulee Kareng.

Kabid Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Banda Aceh, Supriady menjelaskan, terjadi lonjakan kasus DBD di Banda Aceh pada tahun 2022 ini, yakni ada 10 kasus pada bulan Januari hingga 2 pasien DBD dinyatakan meninggal dunia.

Pada Februari terdapat 4 kasus, Maret 3 kasus, April ada 9 kasus dan 1 meninggal, di bulan Mei ada 11 kasus, Juni 17 kasus, Juli 36 kasus dan 1 meninggal, serta bulan Agustus tercatat ada 44 kasus DBD di Banda Aceh.

Secara keseluruhan, kasus DBD di wilayah Banda Aceh pada tahun 2022 ini, terhitung sejak Januari hingga Agustus terdapat 134 kasus dan 4 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.

“Fogging dilakukan sebagai tindak lanjut jika ada kasus yang dilaporkan ke kita, tapi fogging itu hanya membunuh nyamuk dewasa saja, tidak mematikan jentik nyamuknya,” ujar Supriady.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini