Lhokseumawe – Pujatvaceh.com – Demonstrasi tolak kenaikan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa Unimal berubah ricuh setelah aksi pembakaran ban yang dilakukan oleh para mahasiswa, polisi yang ingin mematikan api dengan mendapat lemparan dari pihak mahasiswa yang akhirnya memicu bentrok dan petugas menyemprotkan air untuk menghalau para mahasiswa,  Salah seorang mahasiswa yang memanjat mobil water canon ditarik paksa oleh pihak kepolisian sehingga jatuh.

Akibat lemparan batu yang mengarah ke pihak kepolisian yang berasal dari kalangan mahasiswa sejumlah kaca di kantor wakil rakyat Kota Lhokseumawe pecah, bahkan salah seorang perwira polisi terkena lemparan di kepala sehingga harus dievakuasi oleh tim medis kepolisian. Begitu juga dengan salah seorang mahasiswi yang terkena lemparan batu di kepala, serta mahasiswa yang ditarik dan terjatuh dari water cannon mengalami sakit di bagian punggung.

Terkait dengan hal ini koordinator lapangan Aris Munandar sebagai Korlap menyesalkan sikap DPRK Kota Lhokseumawe yang dinilai menelantarkan para mahasiswa dan tidak berpihak kepada masyarakat.

“Kami menyampaikan beberapa aspirasi mahasiswa tetapi hari ini pihak kepolisian telah melakukan tindakan yang bentuk ekspresif terhadap para mahasiswa, kepolisian bersifat represif dengan bertindak kepada mahasiswa seolah-olah lawan padahal kami telah meminta untuk membuka ruang dialog tetapi tidak diindahkan, kami menyayangkan sikap dari pihak DPR kota Lhokseumawe seolah-olah menelantarkan dan tidak menunjukkan keterpihakan kepada masyarakat, kami hari ini sangat kecewa bahwasanya kami datang atas nama mahasiswa menyampaikan segala aspirasi ataupun menyampaikan segala keluh kesah di masyarakat maka dari itu seharusnya hari ini yang mewakili dari kota Lhokseumawe yaitu DPRK Lhokseumawe menyampaikan aspirasi masyarakat kepada DPR RI“ kata Aris Munandar, Koordinator Lapangan Aksi Tolak Kenaikan BBM.

Sementara itu ketua DPRK Kota Lhokseumawe, Ismail A Manaf yang ditemui oleh sejumlah jurnalis pasca demonstrasi yang rusuh menyesali apa yang terjadi padahal pihak DPRK telah mengizinkan lima puluh perwakilan mahasiswa untuk masuk ke ruang sidang dan berdialog, tapi mahasiswa malah meminta masuk seluruh mahasiswa yang berjumlah dua ribuan. Meskipun demikian DPRK mendukung aksi penolakan kenaikkan BBM yang dituntut oleh para mahasiswa.

“Yang pertama kita sangat sedih terjadi hal yang tidak perlu terjadi di kantor DPRK Lhokseumawe dan kita sebetulnya sudah mengajak adik-adik mahasiswa untuk berdialog ke gedung DPR sesuai dengan kapasitas gedung dan tidak mungkin muat semua di dalam ruangan DPR, awalnya kita meminta ke mereka sekitar 50 orang perwakilan jadi saya rasa kalau 50 orang sudah terpenuhi jadi mereka ngotot meminta semuanya harus masuk jadi kan tidak mungkin gedung sebesar ini bisa muat 2000 lebih mahasiswa. Sebetulnya kita belum tahu tuntutan dari mahasiswa karena mereka belum membaca petisi apa yang menjadi tuntutan mereka dan yang intinya kita mendukung aksi mahasiswa terkait dengan kenaikan BBM dan tadi kita juga berharap bisa berdialog di luar atau di bawah apa yang menjadi tuntutan dan kita siap menandatangani petisi mungkin akan kita kirimkan ke pihak yang berhak“ tutur Ismail A. Manaf, Ketua DRPK Lhokseumawe.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini