HAJI adalah ibadah yang sifatnya wajib bagi umat islam yang memiliki kemampuan untuk itu, baik tenaga maupun materi. Ibadah haji ini berupa ziarah ke kota Mekkah yang dilaksanakan hanya sekali dalam setahun. Haji sendiri adalah salah satu dari pilar keislaman dalam Rukun Islam.

Setiap tahunnya, ratusan ribu atau bahkan jutaan umat muslim melaksanakan ibadah haji. Oleh sebab itu, pihak Arab Saudi selaku tuan rumah harus menyediakan sistem pelayanan yang baik agar ibadah haji umat muslim tersebut berjalan lancar. Salah satu caranya adalah dengan menyediakan semua fasilitas pendukung termasuk di dalamnya masalah transportasi (naqabah) dan makanan (mutta’hidin).

Kementerian Agama telah menerbitkan Rencana Perjalanan Haji (RPH) 1444 H/2023 M. RPH ini ditandatangani oleh Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah (RPH) pada 16 Januari 2023.

Jemaah gelombang pertama, dijadwalkan mulai masuk ke asrama haji embarkasi pada 3 Zulqa’idah 1444 H/23 Mei 2023. Sehari berikutnya, mereka akan mulai diberangkatkan secara bertahap ke Madinah Al-Munawwarah untuk menjalani Arbain (salat berjamaah selama 40 waktu berturut-turut di Masjid Nabawi)

Sementara jemaah gelombang kedua, masuk asrama mulai 7 Juni 2023. Secara bertahap, mereka diberangkatkan ke Jeddah mulai 19 Zulqa’idah 1444/8 Juni 2023.

Perlu diketahui bahwa Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tiba lebih awal di Madinah, 21 Mei 2023. Total ada 278 orang yang bertugas di Daerah Kerja (Daker) Madinah dan 162 petugas Daker Bandara. Mereka telah dilatih dalam skema bimbingan teknis, baik di Indonesia maupun Arab Saudi, untuk dapat memberikan layanan terbaik kepada jemaah, termasuk jamaah lanjut usia.

Rencana Perjalanan Haji Tahun 1444 H/2023 M

  1. Tanggal 23 Mei 2023 (3 Zulkaidah 1444): Jemaah masuk asrama haji;
  2. Tanggal 24 Mei 2023 (4 Zulkaidah 1444): Awal pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari tanah air ke Madinah;
  3. Tanggal 2 Juni 2023 (13 Zulkaidah 1444): Awal pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari Madinah ke Makkah;
  4. Tanggal 7 Juni 2023 (18 Zulkaidah 1444): Akhir pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari Indonesia ke Madinah;
  5. Tanggal 8 Juni 2023 (19 Zulkaidah 1444): Awal pemberangkatan jemaah haji gelombang II dari Indonesia ke Jeddah;
  6. Tanggal 16 Juni 2023 (27 Zulkaidah 1444): Akhir pemberangkatan jemaah haji gelombang I dari Madinah ke Makkah;
  7. Tanggal 22 Juni 2023 (4 Zulhijah 1444): Akhir pemberangkatan jemaah haji gelombang II dari Indonesia ke Jeddah;
  8. Tanggal 22 Juni 2023 (4 Zulhijah 1444): Closing date Bandara KAAIA Jeddah (Pukul 24.00 Waktu Arab Saudi/WAS);
  9. Tanggal 26 Juni 2023 (8 Zulhijah 1444): Pemberangkatan jemaah haji dari Makkah ke Arafah;
  10. Tanggal 27 Juni 2023 (9 Zulhijah 1444): Wukuf di Arafah (Hari Selasa);
  11. Tanggal 28 Juni 2023 (10 Zulhijah  1444): Iduladha 1444 Hijriah;
  12. Tanggal 29 Juni 2023 (11 Zulhijah 1444): Hari Tasyrik I;
  13. Tanggal 30 Juni 2023 (12 Zulhijah 1444): Hari Tasyrik II (Nafar Awal);
  14. Tanggal 1 Juli 2023 (13 Zulhijah 1444): Hari Tasyrik III (Nafar Tsani);
  15. Tanggal 4 Juli 2023 (16 Zulhijah 1444): Awal pemulangan jemaah haji gelombang I dari Makkah melalui Bandara KAAIA Jeddah ke tanah air;
  16. Tanggal 4 Juli 2023 (16 Zulhijah 1444): Awal kedatangan jemaah haji gelombang I di tanah air;
  17. Tanggal 10 Juli 2023 (22 Zulhijah 1444): Awal pemberangkatan jemaah haji gelombang II dari Makkah ke Madinah;
  18. Tanggal 18 Juli 2023 (30 Zulhijah 1444): Akhir pemulangan jemaah haji gelombang I dari Makkah melalui Bandara KAAIA Jeddah ke tanah air;
  19. Tanggal 19 Juli 2023 (1 Muharam 1445): Tahun Baru 1445 Hijriah;
  20. Tanggal 19 Juli 2023 (1 Muharam 1445): Awal pemulangan jemaah haji gelombang II dari Madinah ke Indonesia;
  21. Tanggal 24 Juli 2023 (6 Muharam 1445): Akhir pemberangkatan jemaah haji gelombang II dari Makkah ke Madinah;
  22. Tanggal 2 Agustus 2023 (15 Muharam 1445): Akhir pemulangan jemaah haji gelombang II dari Madinah ke tanah air;
  23. Tanggal 3 Agustus 2023 (16 Muharam 1445): Akhir kedatangan jemaah haji gelombang II di Indonesia.

Ibadah haji tahun ini, PPIH mengusung semangat Haji Ramah Lansia dikarenakan, dari 221.000 kuota dasar dan 8.000 kuota tambahan, ada sekitar 67.000 jamaah yang berusia di atas 65 tahun. Secara khusus, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dalam sebuah kesempatan berpesan, “Tanpa mengurangi pelayanan jamaah haji lainnya, saya minta supaya jamaah haji, terutama yang lansia, dipastikan mendapat pelayanan khusus dan maksimal.”

Adapun beberapa langkah dan upaya persiapan yang dilakukan, adalah:

  1. Melibatkan ahli geriatri untuk memantau dan mengawasi kesehatan jamaah haji lansia secara kontinue.
  2. Menyiapkan armada bus yang mudah diakses serta menyiagakan petugas yang membantu jamaah naik dan turun bus.
  3. Menyediakan ruang tunggu khusus dan menyusun skema penempatan jamaah lansia di hotel.
  4. Mengurangi kegiatan seremonial di embarkasi agar jamaah tidak kelelahan.
  5. Menggelar bimbingan teknis bagi PPIH dengan penekanan pada semangat Haji Ramah Lansia.
  6. Mengedukasi jamaah lansia agar tidak memaksakan diri dan memberikan pemahaman tentang berbagai alternatif kemudahan dalam ibadah haji.
  7. Melibatkan jamaah haji lainnya untuk meningkatkan kepedulian terhadap jamaah lansia.

Dua gelombang

Seperti diberitakan sebelumnya bahwa keberangkatan Jamaah Calon Haji ( JCH)  dibagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dari Tanah Air mendarat di Bandara AMAA Madinah, dari 24 Mei hingga 7 Juni 2023. Gelombang kedua mendarat di Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah, dari 8 hingga 22 Juni 2023.

Tiba di Bandara AMAA, para jamaah menuju hotel masing-masing di Madinah. PPIH telah siapkan 2.250 trip layanan bus untuk melayani sekitar 101.287 jamaah gelombang pertama. Setiap bus berkapasitas 45 orang. Proses ini berlangsung dari 24 Mei hingga 7 Juni 2023.

Layanan bus yang sama disiapkan PPIH Arab Saudi untuk mengantar jamaah dari Madinah ke Makkah. Total ada 2.250 trip dengan kapasitas bus maksimal 45 orang. Tahapan ini berlangsung dari 2 hingga 16 Juni 2023.

Bus yang mengantar jamaah dari Bandara ke hotel di Madinah dilayani syarikah-syarikah yang disiapkan oleh Naqabah (Asosiasi transportasi yang mengurus pelayanan angkutan dari jamaah Haji). Sedangkan rute Madinah ke Makkah, disiapkan oleh 11 perusahaan yang menjadi mitra PPIH Arab Saudi, yaitu Saptco, Rawahel Almasheer, Rabitat Makkah, Abu Sarhad, Al Qaid, Hafil, Durrat al-Munawwara, Mazaya, Al Baraka, Al Ujur, dan Qafilat Al Hijaz.

Bus yang digunakan maksimal buatan 2018 dilengkapi AC, GPS, Tombol Pembuka Pintu Darurat, Alat Pemecah Kaca, Alat Pemadam Kebakaran, Ban Cadangan, Toilet, Kulkas, Pengeras Suara, serta Kotak Obat P3K.

Konsumsi

Selain transportasi, pihak PPIH Arab Saudi juga siapkan layanan konsumsi bagi jamaah Indonesia. Jemaah akan tinggal selama lebih kurang sembilan hari di Madinah untuk  menjalani ibadah Arbain, shalat berjamaah di Masjid Nabawi selama 40 waktu. Selama menjalani ibadah haji, konsumsi jamaah akan disediakan oleh pihak perusahaab katering di Madinah sejumlah 100.000 jamaah dengan detail makan 3 kali sehari dengan masa tinggal sembilan hari, mencapai total 2,7 juta box katering.

Lain hal nya jumlah konsumsi bisa lebih besar akan disiapkan pada fase kedatangan jamaah gelombang kedua, setelah puncak haji. Sehingga diperkirakan total boks konsumsi jamaah Indonesia yang disiapkan di Madinah selama musim haji sekitar 5,7 juta.

Pilihan menu

Daerah Kerja Makkah telah bersiap menyambut kedatangan jamaah haji Indonesia. Salah satu yang disiapkan adalah layanan makanan dengan menu nusantara.

Untuk melayani makanan jamaah haji Indonesia, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIHArab Saudi telah mengontrak  perusahaan/dapur katering untuk melayani jamaah haji Indonesia saat di Makkah.

Kepala Daker Makkah Khalilurrahman mengatakan selama di Makkah jamaah mendapatkan  tiga kali makan sehari.

“Makan tiga kali sehari, terdiri atas sarapan, makan siang, dan makan malam” kata Khalilurrahman dikutif dari laman kemenag.go.id

Inilah menu yang akan dipraktekkan  untuk disiapkan bagi jamaah haji Indonesia ;

  1. Untuk sarapan pagi, ada tiga jenis menuutama, yaitu: 1) Nasi Uduk dan Orek Tempe Cabe; 2) Nasi Goreng dan Teri Kacang Balado; dan 3) Nasi Kuning dan Telur Dadar Daun Bawang Cabe Merah.
  2. Untuk makan siang, ada empat varian menuutama yang di praktekan , yaitu: 1) Ikan Patin Goreng Bumbu Rajang dan Tumis Timun Wortel; 2) Ayam Goreng Saus Mentega dan Tumis Wortel Kacang Polong; 3) Ikan Tuna Cabe Hijau dan Terong Balado; dan 4) Ikan Patin Bumbu Balado dan Tumis Jamur Cabe Hijau.
  3. Untuk makan malam, ada tiga jenis menuutama yang dipraktekan, yaitu: 1) Ikan Fillet Dori Goreng dan Terong Balado, 2) Daging Sapi Lada Hitam dan Kentang Mustofa; dan 3) Ayam Gulai dan Oseng Tempe Cabe Merah.

Menu bercita rasa nusantara ini kita sajikan agar bisa dinikmati oleh jemaah haji Indonesia selama di Makkah,” sebut Khalilurrahman.

Hotel di Madinah

Layanan ketiga yang diberikan kepada jamaah haji Indonesia selama di Madinah adalah hotel dengan spesifikasi minimal setara bintang tiga.

Sebanyak 94 hotel yang disiapkan itu dengan kapasitas mencapai 105 ribu jamaah. Hotel ini akan digunakan pada fase kedatangan jamaah gelombang pertama (sebelum puncak haji) dan juga gelombang kedua (setelah puncak haji).

Hotel yang disewa untuk jamaah haji Indonesia di Markaziyah Syimaliah (sektor 1) meliputi Taba Tower Hotel, Jewar Al Saqefah, Andalus Palace 3, Madinah Concorde, Safwah Al Madianh, dan Grand Plaza Madinah.

Di sektor 2, Markaziyah Gharbiah, pemerintah menyewa Hotel Arjuwan Al Dzahabi, Tiba Rose, Gues Oasis Time, Royal Al Saadah, Golden Hayah, Amjad Gharra, Amjad Salam, Golden Manazil Al Falah, Mirage Al Salam, dan Riyadh Al Zahra untuk jamaah haji Indonesia.

Selain itu, pemerintah menyewa 13 hotel di Markaziyah Janubiah, yakni Hayah Taibah, Diyar Al Salam Silver, Silver Taba Tower, Diyar Al Nakhir, Silver Hayah Al Salam, Salam Mar Mara, Loloat Madinah Sama Al Masi, Manazil Al Taqwa, Arjuwan Al Salam, Madinah Arjuwan, Jewar Taibah, dan Muhammadiyah Zahra.

Seluruh hotel jamaah haji Indonesia di Madinah berada di kawasan Markaziyah. Maksudnya, berada pada lokasi-lokasi yang dekat dengan Masjid Nabawi. Jarak terjauh antara hotel jamaah dan Masjid Nabawi adalah sekitar 600 meter dan yang terdekat dari pintu masjid adalah 15 meter.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini