Aceh Utara – Pujatvaceh.com – Ramadhan merupakan bulan suci yang banyak dimanfaatkan umat islam untuk melakukan ibadah. Bahkan, saat berwisata kebanyakan umat muslim pun memilih melakukan ziarah ke makam bersejarah, salah satunya Makam Sultan Malikussaleh yang monumental di nusantara bahkan di Asia Tenggara. Namun, di Ramadhan tahun 2024 ini kompleks makam tersebut sepi dari pengunjung.
Terlihat suasana di komplek Makam Kerajaan Islam Samudera Pasai, Sultan Malikussaleh, tampak sepi dari pengunjung di Ramadhan ini. Makam tersebut terletak di Desa Beuringen, Kecamatan Samudera, Kabupaten Aceh Utara.
Makam ini merupakan situs bersejarah yang monumental di nusantara bahkan di Asia Tenggara. Kondisi makam yang terus dirawat tampak bersih dan berdiri kokoh hingga saat ini.
Sejarah mencatat, Sultan Malikussaleh adalah pendiri Kerajaan Islam Samudera Pasai. Meurah silu yang bergelar Malik Al Shalih atau dikenal sebagai Malikussaleh. Tercatat sebagai raja pertama kerajaan pasai yang pernah menyebarkan islam di Asia Tenggara sekitar tahun 1270 sampai tahun 1297 Masehi.
Salah seorang penjaga makam, Mustafa Adam, mengatakan, suasana sepi di makam berlangsung semenjak memasuki Bulan Ramadhan. Meskipun begitu, pengunjung dari berbagai provinsi di Indonesia bahkan negara luar seperti Malaysia dan Brunei Darussalam pernah berziarah ke makam tersebut.
“Tadi jam 12 ada satu mobil berziarah, mereka dari pulau Jawa mau berziarah ke Makam Sultan Malikussaleh” ujar Mustafa Adam, Penjaga Makam.
Tak jauh dari kompleks Makam Sultan Malikussaleh, ada juga Makam Sultanah atau Ratu Nahrisyah yang terletak di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Samudera. Ratu Nahrisyah adalah keturunan Sultan Malikussaleh atau Sultan Malik As Shalih.
Suasana sepi juga tampak di komplek makam tersebut semenjak Ramadhan ini. Meski begitu, sama halnya dengan kompleks Makam Sultan Malikussaleh yang sering dikunjungi pengunjung dari berbagai negara. Ratu yang satu ini juga raja perempuan pertama di Aceh yang memimpin Kerajaan Samudera Pasai menggantikan Sulthan Zainal Abidin yang mangkat tahun 1405 Masehi.
“Semenjak masuk puasa memang tidak ada lagi, kalaupun ada tidak begitu banyak sedangkan sebelum puasa banyak pengunjung” ucap Basri, Warga.